Pengenalan
Hari Raya Iduladha adalah salah satu hari besar dalam Islam yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Hari raya ini dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban, memperingati ketaatan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah untuk mengorbankan putranya, Ismail, yang kemudian digantikan dengan seekor domba. Salah satu rangkaian penting dalam perayaan Iduladha adalah pelaksanaan shalat Iduladha. Berikut adalah tata cara pelaksanaan shalat Iduladha yang benar sesuai dengan ajaran Islam.
Persiapan Sebelum Shalat
- Mandi dan Berhias: Disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat shalat Iduladha. Ini dilakukan untuk membersihkan diri dan menyambut hari raya dengan keadaan suci. Selain itu, disarankan untuk memakai pakaian terbaik dan memakai wewangian.
- Makan Sebelum Shalat: Berbeda dengan shalat Idulfitri di mana disunnahkan untuk makan sebelum shalat, pada shalat Iduladha, disunnahkan untuk tidak makan sebelum shalat. Hal ini untuk meniru kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang baru makan setelah pulang dari shalat Iduladha.
- Berjalan Kaki ke Tempat Shalat: Jika memungkinkan, disarankan untuk berjalan kaki menuju tempat pelaksanaan shalat. Selain itu, disarankan untuk mengambil rute yang berbeda saat pergi dan pulang dari tempat shalat.
- Takbir: Disunnahkan untuk bertakbir mulai dari subuh pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah). Takbir ini dilakukan di masjid, rumah, dan sepanjang perjalanan menuju tempat shalat.
Pelaksanaan Shalat Iduladha
Shalat Iduladha terdiri dari dua rakaat yang dilakukan secara berjamaah. Berikut adalah tata cara pelaksanaannya:
- Niat Shalat Iduladha:
Niat dilakukan di dalam hati untuk melaksanakan shalat Iduladha karena Allah Ta’ala. - Takbiratul Ihram:
Imam dan makmum mengangkat tangan sambil mengucapkan “Allahu Akbar”, kemudian membaca doa iftitah. - Takbir Tambahan:
Setelah doa iftitah, dilakukan tujuh kali takbir tambahan pada rakaat pertama. Pada setiap takbir, dianjurkan untuk mengangkat tangan dan membaca “Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar”. - Bacaan Rakaat Pertama:
Setelah takbir tambahan, Imam membaca Surah Al-Fatihah diikuti dengan membaca surah pendek, biasanya Surah Al-A’la atau Surah Al-Kafirun. - Ruku dan Sujud:
Melakukan ruku, I’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti shalat biasa. - Berdiri untuk Rakaat Kedua:
Setelah sujud kedua, bangkit untuk rakaat kedua. - Takbir Tambahan Rakaat Kedua:
Pada rakaat kedua, dilakukan lima kali takbir tambahan dengan cara yang sama seperti pada rakaat pertama. - Bacaan Rakaat Kedua:
Setelah takbir tambahan, Imam membaca Surah Al-Fatihah diikuti dengan surah pendek, biasanya Surah Al-Ghasiyah atau Surah Al-Ikhlas. - Ruku dan Sujud:
Melakukan ruku, I’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua seperti shalat biasa. - Tasyahud Akhir dan Salam:
Setelah sujud kedua, duduk untuk tasyahud akhir kemudian mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
Khutbah Iduladha
Setelah pelaksanaan shalat, imam memberikan khutbah Iduladha. Khutbah ini berisi pesan-pesan keagamaan yang berkaitan dengan makna dan hikmah Iduladha, ketaatan kepada Allah, dan pentingnya berkurban. Khutbah terdiri dari dua bagian yang dipisahkan dengan duduk sejenak.
Penutup
Shalat Iduladha merupakan ibadah yang penuh makna, mengingatkan umat Islam akan pentingnya ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Melalui pelaksanaan shalat dan ibadah kurban, umat Islam diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat hubungan sosial dengan sesama. Semoga dengan memahami tata cara shalat Iduladha, kita dapat melaksanakannya dengan benar dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.