Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, memiliki sejarah yang panjang dan beragam dalam penulisannya di berbagai belahan dunia, termasuk Turki. Proses penulisan Al-Qur’an di Turki dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk konteks sejarah, budaya, dan perkembangan agama Islam itu sendiri. Artikel ini akan menguraikan perjalanan sejarah penulisan Al-Qur’an di Turki, dari masa awal Islam hingga era modern.
1. Masa Awal Islam di Turki
Islam masuk ke wilayah Anatolia (sekarang Turki) pada abad ke-7, seiring dengan ekspansi kekhalifahan Islam. Pada masa ini, penulisan Al-Qur’an belum sepenuhnya terstruktur, dan kebanyakan orang mengandalkan hafalan. Namun, dengan adanya penyebaran Islam, kebutuhan untuk mendokumentasikan wahyu Allah secara tertulis menjadi semakin penting.
Masyarakat pada masa itu mulai menyalin Al-Qur’an dengan tangan, dan karya-karya ini sering kali memiliki desain yang sederhana. Manuskrip awal Al-Qur’an di wilayah ini menjadi bagian dari warisan budaya yang bernilai.
2. Perkembangan di Masa Seljuk
Dengan munculnya dinasti Seljuk pada abad ke-11, perkembangan penulisan Al-Qur’an di Turki semakin meningkat. Seljuk berupaya mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di Anatolia dan mendukung penyebaran Islam. Mereka mendirikan madrasah dan lembaga pendidikan lainnya, yang menjadi pusat studi Islam dan penulisan kitab suci.
Di sinilah banyak penyalinan Al-Qur’an dilakukan. Pada periode ini, penyalinan Al-Qur’an tidak hanya bertujuan untuk dokumentasi, tetapi juga untuk memperkuat identitas dan keagamaan masyarakat Seljuk. Gaya penulisan yang berkembang pada saat itu mulai terlihat dalam bentuk kaligrafi yang indah, dan teknik menghias manuskrip menjadi semakin populer.
3. Era Ottoman
Era Ottoman, yang dimulai pada abad ke-13 dan berlanjut hingga awal abad ke-20, merupakan periode yang sangat signifikan dalam sejarah penulisan Al-Qur’an di Turki. Kesultanan Ottoman menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, dan dukungan terhadap seni kaligrafi serta penulisan Al-Qur’an mencapai puncaknya.
Seni kaligrafi, terutama kaligrafi Arab, berkembang pesat. Banyak kaligrafer terkenal, seperti Sheikh Hamdullah, yang diakui sebagai salah satu kaligrafer terbesar dalam sejarah, berkontribusi pada penulisan Al-Qur’an yang dihias secara artistik. Selama periode ini, Al-Qur’an ditulis dalam berbagai ukuran dan bentuk, termasuk dalam bentuk folio besar yang digunakan untuk dibaca di masjid dan dalam bentuk saku yang lebih kecil untuk dibawa kemana-mana.
Selain itu, pembuatan cetakan Al-Qur’an juga dimulai di akhir era Ottoman. Meskipun pencetakan menjadi lebih umum pada abad ke-19, upaya untuk mencetak Al-Qur’an di Turki mengalami banyak tantangan, termasuk larangan awal terhadap pencetakan kitab suci.
4. Pencetakan Al-Qur’an
Pencetakan Al-Qur’an di Turki dimulai pada awal abad ke-19, dengan munculnya mesin cetak. Penerbitan pertama Al-Qur’an dicetak secara resmi terjadi di Istanbul pada tahun 1729 oleh Ishak Efendi, meskipun dalam bahasa Arab, cetakan tersebut belum diterima dengan luas.
Namun, pencetakan Al-Qur’an secara resmi baru diizinkan pada akhir abad ke-19. Dengan munculnya penerbit-penerbit baru, banyak versi Al-Qur’an dicetak, baik dalam bahasa Arab maupun terjemahan dalam bahasa Turki. Proses ini memudahkan akses masyarakat terhadap Al-Qur’an dan mempercepat penyebaran ajaran Islam.
5. Era Modern dan Digitalisasi
Dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi, penulisan dan penyebaran Al-Qur’an di Turki memasuki era baru. Banyak aplikasi, situs web, dan platform digital kini menyediakan akses mudah ke Al-Qur’an dalam berbagai format, termasuk audio, terjemahan, dan tafsir.
Pemerintah Turki dan berbagai organisasi Islam juga aktif dalam mempromosikan pemahaman Al-Qur’an di kalangan masyarakat. Banyak program pendidikan dan kajian Al-Qur’an diadakan di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan agama di kalangan generasi muda.
Penutup
Sejarah penulisan Al-Qur’an di Turki mencerminkan perjalanan panjang yang dipenuhi dengan dedikasi, inovasi, dan penghormatan terhadap kitab suci umat Islam. Dari masa awal Islam hingga era digital saat ini, penulisan Al-Qur’an telah menjadi bagian integral dari identitas dan budaya masyarakat Turki. Dalam konteks modern, akses yang lebih mudah dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap Al-Qur’an terus menjadi prioritas, sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat diteruskan kepada generasi mendatang.
Referensi
- Nasr, Seyyed Hossein. Islamic Philosophy from Its Origin to the Present: Philosophy in the Land of Prophecy. State University of New York Press, 2006.
- McGowan, Bruce. Ottoman Manuscripts in the Newberry Library. Newberry Library, 1993.
- Gole, Nilüfer. The Forbidden Modern: Civilization and Veiling. University of Michigan Press, 1996.
- Çetin, İsmail. A History of the Printing of the Qur’an in Turkey. Journal of the Islamic Manuscripts Association, vol. 1, no. 1, 2006, pp. 35-56.