Makam Sahabat Nabi di Turki : Jejak Perjalanan Kebenaran

Seperti kita ketahui, di Istanbul banyak terdapat kuburan atau batu nisan para Sahabat Nabi. Pembahasan ini sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Semavi Eyece, Yrd. Dokter. Dr. Adem Apak dan Dr. Mehmet Efendioğlu tentang masalah ini. Dari sumber sejarah Islam, bahwa ketika penaklukan pertama Istanbul (Konstantinopel), dalam kelompok prajurit tersebut sedikitnya terdapat 63 orang dari para Sahabat Nabi. Hal ini tak lain karena Nabi sendiri pernah bersabda bahwa suatu saat Istanbul akan menjadi kekuatan Islam. (Lihat Sunan Abu Dawud, cetakan Darul Kutub al-Arabi, Juz 4, Halaman 183, Bab Fi Amarotil Mala’im). Karena hadits ini, tentara Arab datang ke Istanbul secara bergelombang setidaknya lima kali. Pada masa Mu’awiyah bin Abu Sufyan pada tahun 669 H, kemudian pada tahun 673 H, disusul tahun 713 H, mereka mencoba masuk dan menaklukkan Istanbul (Konstantinopel) secara bergelombang. Banyak dari para sahabat yang ikut serta dalam penaklukan tersebut, dan di antara mereka yang ikut serta, ada pula yang meninggal sebagai syahid.

Di antara para Sahabat yang diketahui dimakamkan di Istanbul dan tidak diragukan lagi adalah para Sahabat Khalid bin Zaid al-Anshari an-Najjari atau dikenal dengan sebutan “Sultan Ayyub”. Beliaulah yang membukakan pintu rumahnya ketika Nabi dan rombongan hijrah ke Madinah. Ia dimakamkan di daerah yang dinamai menurut namanya, yaitu daerah Eyüp.

Konon makam Sahabat Ayyub ditemukan oleh guru Fatih Sultan Mehmet, Ak Şemseddin, setelah ia melaksanakan Riyadloh Bathiniyyah. Sultan Fatih berkata: “Kegembiraan ini tidak terlihat oleh saya, bukan karena penaklukan ini, tetapi karena orang-orang mulia seperti Ak Şemseddin dan kelangsungan hidupnya adalah hal yang sangat membahagiakan bagi saya.” Ia ingin memberikan penghormatan yang tinggi kepada gurunya dan orang-orang mulia seperti para Sahabat Nabi.

Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Ditemukan makam Sahabat Abu Ayyub, dan Sultan Fatih sebelum membangun kerajaan, maka pembangunan kerajaan yang pertama adalah dengan membangun makam Sahabat Ayyub. Oleh karena itu, setelah penaklukan Istanbul (Konstantinopel), masjid pertama yang dibangun diberi nama bukan dengan nama Sultan Fatih melainkan diberi nama “Eyyüp Sultan Camii”, yaitu Sahabat Nabi yang berperan dalam penaklukan Istanbul.

Dari pengenalan informasi, di Istanbul setidaknya terdapat 28 makam para Sahabat. Tujuh di antaranya berada di kawasan Eyüp dan sekitarnya, 18 di antaranya berada di dalam batas tembok kota Istanbul, dan 3 di antaranya berada di kawasan Beyoğlu. Namun jumlah pasti makam para sahabat masih jelas. Dan perdebatan apakah tempat-tempat tersebut merupakan “Makam Pendamping” atau sekadar “Makam Pendamping” juga masih menjadi perdebatan.

Misalnya makam Sahabat Abu Darda ‘(r.a.), di Istanbul yang terletak di daerah Eyüp dan di Karacaahmet terdapat dua makamnya. Diketahui beliau wafat pada tahun 652 H, artinya 17 tahun sebelum penyerangan pertama ke Istanbul (Konstantinopel) pada tahun 669 H. Tentu saja kedatangan Abu Darda di Istanbul mustahil dilakukan. Di daerah Karaköy, di Yeraltı Camii, ditemukan makam Sahabat Amr bin Ash (r.a.), ia juga diketahui meninggal 6 tahun sebelum penaklukan pertama Istanbul.

tahun. Dokter. Dr. Adem Apak, peneliti dari Universitas Uludağ, mengatakan bahwa: “Amr bin Ash menjadi wali (gubernur) di Mesir, dan pada tahun penaklukan pertama Istanbul, dia telah meninggal 6 tahun sebelumnya, dan di Kairo terdapat sebuah makam. Dan sebuah masjid dengan namanya juga, jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan Istanbul.”

Sahabat Abu Dzar al-Ghifari, makamnya juga ditemukan di Istanbul, padahal diketahui ia meninggal 19 tahun sebelum tahun penaklukan pertama Istanbul. Dari sumber yang dapat diterima dia meninggal di Madinah. Di kawasan Ayvansaray di dalam Masjid Koca Mustafa Paşa terdapat makam Sahabat Jabir bin Abdullah yang diketahui meninggal di Madinah pada tahun 698 H, dan menurut beberapa sumber berbeda, ia dimakamkan di Jannatulbaki, Mekkah.

Di daerah Edirnkapı, tepatnya di kawasan Atik Ali Pasha, ditemukan makam sahabat Abu Saeed al-Hudhali yang juga diketahui dimakamkan di Gentulbekı di Mekah. Begitu pula dengan para sahabat yang diduga belum pernah menginjakkan kaki di Istanbul, namun makamnya dapat ditemukan di Istanbul, seperti Muhammad Al-Ansari, Abdullah Al-Hudhali, Ka’b, Shu’bah, Hamdullah Al-Ansari. , Wahb bin Hasira, dan sejumlah Sahabat lainnya yang kuburannya masih kontroversial.

Beberapa tempat terkenal dengan “kuburan para sahabat”, namun beberapa tempat tersebut mungkin bukan kuburan tempat jenazah para sahabat dikuburkan ,” yang dibangun atas dasar cinta untuk menghormati para sahabat Rasulullah. Maka tidak mengherankan jika kita menemukan makamnya di lebih dari satu tempat di antara para Sahabat.

1. Abu Ayyub Al-Ansari (Khalid bin Zaid Al-Ansari)

Beliau merupakan keturunan suku Hazraj, beliau merupakan sahabat Al-Ansari yang dengan senang hati membukakan pintunya bagi para pendatang Nabi ketika mendengar bahwa Istanbul (Konstantinopel) suatu saat akan ditaklukkan oleh Islam, beliau ikut tentara datang ke Istanbul Karena sakit, akhirnya beliau meninggal dunia di Istanbul.

Kini, di kawasan yang menyandang nama yang sama dengan Ayyub (Eyup), di sebelah Masjid Eyup Sultan, jenazahnya dimakamkan.

2. Sahabat Abu Darda

Dia adalah hakim Muslim pertama di Suriah. Nama aslinya adalah Awaimer bin Zaid bin Qais, dan setelah Perang Badar dia masuk Islam. Setelah masuk Islam, Abu Darda berhenti berdagang agar bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama Rasulullah. Beliau termasuk salah satu sahabat penghafal Al-Qur’an dengan empat bacaan. Saking dicintainya, makamnya terletak di area Masjid Eyup Sultan dan di Konya Eregli.

3. Sahabat  Abu Shaybah Al-Hadrami

Dia adalah salah satu sahabat yang datang saat penaklukan Istanbul, dan Sultan Mehmed Sang Penakluk membangun makamnya, yang terletak di Ayvan Saray Istanbul.

4. Sahabat  Hamdullah Al Ansari

Beliau berasal dari Madinah, dan dimakamkan di ruangan yang sama di sebelah sahabat Abu Shaybah al-Hadrami.

5. Sahabat  Ahmed Al Ansari

Beliau adalah penduduk Madinah, dan dimakamkan di Ivan Saray, Istanbul.

6. Sahabat  Muhammad Al-Ansari

Dia berasal dari masyarakat Madinah, dan dia serta Abu Ayyub Al-Ansari ikut serta dalam penaklukan Istanbul. Makamnya terletak di Ayvan Saray, tepatnya di wilayah Karabaş Mahallesi.

7. Sahabat  Jaber bin Abdullah Al Ansari

Beliau merupakan keturunan Bani Hijraj dan lahir di Madinah. Dia bertemu Nabi dalam Perjanjian Kedua Aqaba, dan berperang dengan Nabi sebanyak 19 kali. Sebanyak 1.540 hadits yang diriwayatkan dari beliau, sehingga beliau merupakan salah satu dari lima sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Setelah wafatnya Nabi, ia bekerja sebagai penasihat di empat Kekhalifahan Terbimbing setelahnya. Dikatakan bahwa dia berpartisipasi dalam penaklukan Istanbul sebagai pembawa panji di ketentaraan. Makamnya ada di Evan Saray di dalam Masjid kuno Mustafa Pasha.

8. Sahabat  Abu Dzar al-Ghafari

Beliau merupakan keturunan suku Ghaffar yang pada saat itu melakukan penjarahan dan penjarahan di jalan-jalan serta menyembah berhala, namun setelah masuk Islam di Madinah, beliau mendakwahkan Islam kepada saudara-saudaranya dan kerabat dekatnya di Ghaffar. Dalam perang Badar, Uhud dan Hundak serta penaklukan Siprus, ia juga ikut serta. Karena penyakitnya, dia tidak bisa bangun dari tempat tidur dalam waktu lama. Makamnya di Istanbul terletak di Evan Saray, tepatnya di distrik Karabash, di sebelah Masjid Çinarlı Çesme Messidi.

9. Sahabat  Abu Saeed Al-Hadrami

Nama aslinya adalah Saad bin Malik bin Sinan Al-Hadrami, lahir di Madinah, keturunan suku Hazraj. Ia pernah ikut membangun Masjid Nabawi ketika ia masih muda. Makamnya berada di kawasan Fatih yaitu di Jalan Sultan Cechamsi tepatnya di Sultan Hamami.

10. Sahabat Amr bin Al-Aas

Ia dilahirkan di Mekah dengan nama Amr bin Al-Aas bin Wael Al-Sahmi Al-Qurashi, salah satu wajah suku Quraisy. Ia bukan hanya seorang tentara, tetapi juga seorang politikus yang cerdas. Sebelum masuk Islam, beliau merupakan pemimpin suku Quraisy dalam memerangi umat Islam, namun setelah masuk Islam, beliau sangat menyesali perbuatannya sebelumnya. Pada masa kekhalifahan junjungan kita Abu Bakar (ra dengan dia), dia ikut serta dalam penaklukan Palestina dengan pasukan kecil dan meraih kemenangan besar. Bahkan pada masa kekhalifahan junjungan kita Omar (ra dengan dia), Palestina sepenuhnya masuk Islam. Ia juga dikenal sebagai penakluk Mesir. Dalam Perang Shivin, dia mengambil alih kekuasaan dan menjadi pemimpin Ksatria Levant. Dia selamat dari pembunuhan kaum Khawarij, dan tiga tahun kemudian dia meninggal. Makamnya terletak di kawasan Karakoy, tepatnya di dalam Masjid Yeralti.

11. Sahabat  Sufyan bin Uyaynah

Dia mulai belajar sejak usia muda. Beliau adalah orang yang berakal tajam, kuat berpikir, dan berpikiran lurus, hingga beliau meriwayatkan tidak kurang dari tujuh ribu hadis. Makamnya berada di kawasan Karakoy, tepatnya di dalam Masjid Yeralti.

Itulah beberapa informasi mengenai makam para sahabat di istanbul, terlepas dari khilafahnya atau berbeda pendapat mengenai fakta bahwa jenazah para sahabat dikuburkan di kuburan tersebut sekedar batu nisan untuk menghormati dan mengingat para sahabat, dan ziarah kubur adalah dalam rangka mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, serta mengingatkan kita akan kematian yang selalu mengintai.

Doa dan doa untuk orang yang meninggal bisa dilakukan dimana saja, tidak harus di depan kubur, namun dengan berhaji, kedekatan hati dan keikhlasan perasaan memudahkan dalam beramal shaleh untuk kehidupan nyatanya. dan akhirat.

Dari Said Al-Hudhali, Berkata Rasulullah SAW : “Inni nahaitukum ‘an ziyarotil qobri, Fazuuruha fainna fihaa Ibroh.” Rowahu Ahmad, warijaluhu rijalussahih. (Hafidz al-Haitsimi, Mujma’ Zawa’id wa Manba’ Fawa’id, Juz 3, Hal 84).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *