Kisah Rasulullah Dilempari Kotoran dan Batu di Thaif: Hikmah Kehidupan

Perjalanan hidup Rasulullah ﷺ penuh dengan kisah keteladanan, di mana kesabaran, keteguhan, dan kasih sayangnya selalu diutamakan bahkan dalam menghadapi cobaan yang sangat berat. Salah satu peristiwa yang menunjukkan keteguhan dan kelembutan hati Rasulullah adalah ketika beliau dilempari kotoran dan batu saat berdakwah di Thaif. Kisah ini mengandung pelajaran berharga tentang kesabaran, pemaafan, dan cinta Rasulullah kepada umat manusia.

Perjalanan Rasulullah ke Thaif

Pada tahun kesepuluh kenabian, setelah wafatnya Abu Thalib dan Sayyidah Khadijah, Rasulullah menghadapi masa-masa sulit. Kehilangan dua orang pendukung utama membuat dakwah di Mekah semakin berat. Demi mencari perlindungan dan menyebarkan dakwah Islam, Rasulullah ﷺ pergi ke Thaif bersama sahabatnya, Zaid bin Haritsah. Thaif, yang terletak sekitar 60 kilometer dari Mekah, diharapkan dapat menjadi tempat bagi masyarakat untuk menerima ajaran Islam.

Namun, perjalanan dakwah tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Rasulullah ﷺ mengajak pemimpin-pemimpin Thaif untuk mendengar pesan Islam, tetapi mereka menolak dengan keras. Bahkan, mereka mengejek dan memperolok ajaran beliau.

Rasulullah Dilempari Kotoran dan Batu

Penolakan di Thaif tidak hanya berupa kata-kata kasar. Setelah masyarakat dihasut oleh para pemimpin mereka, Rasulullah ﷺ dan Zaid bin Haritsah diusir dari Thaif dengan cara yang sangat menyakitkan. Para penduduk Thaif melempari beliau dengan batu, kotoran, dan berbagai benda lain, menyebabkan luka pada tubuh Rasulullah ﷺ. Bahkan, darah mengalir dari kaki beliau hingga membasahi sandal yang dipakainya.

Di tengah penderitaan fisik dan mental tersebut, Rasulullah tetap tenang dan berdoa kepada Allah, tanpa menyimpan dendam kepada penduduk Thaif. Kesabaran dan keteguhan hati beliau terlihat jelas dalam situasi yang sangat menyakitkan itu.

Percakapan Rasulullah dengan Malaikat Jibril

Di tengah kondisi yang penuh cobaan ini, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menemui Rasulullah ﷺ. Jibril datang bersama Malaikat penjaga gunung yang siap memberikan pertolongan jika Rasulullah menginginkannya. Berikut adalah dialog penuh makna antara Rasulullah dan Malaikat Jibril.

Malaikat Jibril: “Ya Rasulullah, Allah telah mendengar apa yang telah dilakukan penduduk Thaif kepadamu. Jika engkau berkehendak, aku akan memerintahkan malaikat penjaga gunung untuk menghancurkan mereka dengan dua gunung besar yang mengelilingi Thaif.”

Rasulullah ﷺ: “Tidak, jangan lakukan itu. Aku hanya berharap agar Allah memberikan petunjuk kepada mereka dan suatu saat dari keturunan mereka akan muncul orang-orang yang beriman kepada Allah.”

Doa Rasulullah di Thaif

“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadu kelemahan diriku, kurangnya daya upayaku, dan kelemahan kedudukanku di hadapan manusia. Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Engkau adalah Tuhan bagi orang-orang yang lemah, dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapa Engkau serahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam terhadapku atau kepada musuh yang Engkau beri kekuasaan atas urusanku?”

Doa tersebut menunjukkan betapa dalamnya cinta Rasulullah kepada Allah dan kerelaan beliau dalam mengemban amanah kenabian, meski harus menghadapi perlakuan yang kejam.

Pelajaran dari Kisah Rasulullah di Thaif

Kisah Rasulullah ﷺ di Thaif mengajarkan banyak hal kepada umat manusia, terutama dalam menghadapi cobaan dan perlakuan buruk. Berikut adalah beberapa hikmah yang bisa diambil dari kisah ini:

  • Kesabaran dalam Berdakwah: Rasulullah tidak pernah menyerah meski menghadapi penolakan, bahkan dengan perlakuan kasar. Beliau tetap tenang dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
  • Kemaafan dan Kasih Sayang: Rasulullah memilih untuk memaafkan penduduk Thaif dan tidak mendoakan keburukan bagi mereka. Beliau berharap agar mereka atau keturunan mereka mendapat hidayah.
  • Kepasrahan kepada Allah: Doa Rasulullah menunjukkan ketergantungan penuh beliau kepada Allah. Beliau tetap yakin dan berserah diri kepada-Nya dalam menjalankan tugas kerasulan.

Penutup

Kisah Rasulullah ﷺ saat dilempari batu dan kotoran di Thaif merupakan bukti nyata dari kasih sayang dan kelembutan hati beliau. Di tengah-tengah cobaan, beliau tetap memilih kesabaran dan pemaafan, serta mendoakan kebaikan bagi umatnya. Dengan mengikuti teladan Rasulullah, kita dapat belajar untuk selalu bersabar, berlapang dada, dan memilih kebaikan meski dalam situasi sulit. Kisah ini akan selalu dikenang sebagai inspirasi untuk menunjukkan kasih sayang dan pemaafan kepada sesama.

baca juga: Belajar Kepemimpinan dari Rasulullah SAW: Wajib Kamu tahu!

baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Pergi ke Syam Bersama Pamannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *