Melihat seseorang di media sosial yang tampaknya memiliki segalanya—pekerjaan impian, pasangan yang pengertian, tubuh ideal, atau pencapaian luar biasa—dan tiba-tiba muncul perasaan: “Kenapa hidupku nggak seperti itu ya?”
Tanpa sadar, kita mulai membandingkan. Membandingkan karier, membandingkan gaya hidup, membandingkan tubuh, bahkan membandingkan kebahagiaan. Dan dari situ, perlahan tapi pasti, kita mulai merasa kecil. Merasa tidak cukup. Merasa tertinggal.
Padahal, kita sedang membandingkan proses dalam diri kita dengan hasil akhir orang lain.
Setiap Orang Punya Waktu dan Jalannya Masing-masing
Pernahkah kamu melihat seseorang yang di usia 25 sudah menjadi pengusaha sukses, lalu berpikir kamu gagal karena di usia yang sama kamu masih meraba-raba arah hidup? Atau melihat teman lama yang sudah menikah dan punya anak, sementara kamu masih sendiri, dan merasa ada yang salah denganmu?
Kita lupa satu hal penting: hidup bukan perlombaan. Tidak ada waktu “ideal” yang berlaku untuk semua orang. Ada yang menemukan passion-nya di usia belasan, ada yang baru menemukan arti hidupnya di usia 40. Ada yang menikah muda, ada juga yang memilih menikah setelah mapan secara mental. Semua orang punya ritmenya sendiri.
Kita tidak sedang bertanding dengan siapa pun. Satu-satunya orang yang pantas kita bandingkan dengan diri kita adalah versi diri kita kemarin.
Membandingkan Itu Melelahkan
Terus-menerus melihat hidup orang lain dan mengukur kebahagiaan berdasarkan standar luar itu capek. Betul, mungkin kamu jadi terpacu, jadi termotivasi—tapi motivasi yang dibangun atas dasar rasa iri atau tekanan tidak akan bertahan lama.
Yang ada, kamu justru kehilangan rasa percaya diri. Kamu berhenti melihat keunikanmu sendiri karena terlalu fokus melihat apa yang tidak kamu miliki. Kamu lupa bahwa prosesmu pun berharga, walaupun tidak selalu terlihat di permukaan.
Fokus pada Apa yang Bisa Kamu Lakukan
Daripada terus-menerus melihat ke samping, coba lihat ke dalam. Apa hal yang benar-benar penting buatmu? Apa tujuan hidupmu? Apa yang kamu sukai? Apa yang kamu kuasai?
Mulailah dari sana. Kamu tidak harus tahu semuanya sekarang. Kamu hanya perlu tahu satu langkah kecil yang bisa kamu lakukan hari ini untuk menjadi lebih dekat dengan hidup yang kamu inginkan.
Mungkin langkah itu sederhana: menulis satu halaman jurnal, berjalan kaki 15 menit, mengirimkan satu lamaran kerja, atau bahkan sekadar istirahat agar besok bisa kembali dengan semangat. Tapi dari langkah-langkah kecil itulah, perubahan besar dimulai.
Kamu Tidak Harus Jadi “Orang Hebat” untuk Berharga
Satu hal lagi: kamu berharga bukan karena gelar, penghasilan, pencapaian, atau validasi dari luar. Kamu berharga karena kamu manusia. Karena kamu hidup. Karena kamu punya cerita, punya perasaan, punya impian.
Berhenti membandingkan bukan berarti berhenti bertumbuh. Tapi itu berarti kamu memilih untuk bertumbuh dengan damai, dengan sadar, dan dengan penuh cinta terhadap diri sendiri.
Kesimpulan yang Bukan Akhir
Jadi, berhentilah membandingkan dirimu dengan siapa pun. Dunia ini luas, dan kamu tidak harus menempuh jalur yang sama untuk sampai ke tujuan. Kamu cukup menjadi dirimu sendiri, dan terus melangkah—pelan-pelan, tapi pasti.
Fokuslah pada dirimu. Dengarkan dirimu. Hargai prosesmu. Dan percayalah, kamu sedang berada di tempat yang seharusnya, menjalani apa yang perlu kamu jalani. Semua akan indah pada waktunya—bukan waktunya mereka, tapi waktumu.
baca juga: